Jumat, 23 Agustus 2013

005 - Perkumpuan Pratyantara

Kusir itu tak menggunakan alas kaki, terlihat telapak kaki yang mengenai punggung lawannya, membengkak besar, dan mulai membiru. Melihat gejalanya, itu luka keracunan.

Meski kesakitan, kusir itu bertindak sigap, dia menotok titik dan nadi penting pada betis, lalu cambuknya dililitkan pada betis, rupanya untuk menghambat laju racun.

“Kau…” dengus si kusir dengan perasaan marah.

Orang yang punggungnya tertendang, membalik badannya, dia tak mengatakan apa-apa, hanya memandang si kusir dengan tatapan seolah mengatakan, ‘kenapa kau pandang remeh aku?’

“Ah, tak disangka kayu yang kau sembunyikan di punggung ada jarum beracunnya.” Ujar si kusir dengan tatapan mata nyalang.

004 - Biro Pengiriman Golok Sembilan

Jika diukur dari lereng Gunung Kumbhira, letak pusat pemerintahan Kerajaan Rakahayu hanya berjarak 190 pal (285 km) ke arah barat. Jarak Gunung Khumbira ke Kota Pagaruyung adalah 250 pal (375 km)—kearah timur. Tentu saja jika sedang menempuh perjalanan dari kota Pagaruyung menuju Kerajaan Rakahayu, akan menempuh jarak 440 pal (660 km), itu sama halnya berkuda tanpa henti selama 16½ jam. Sekalipun itu kuda terbaik—paling tangguh, tapi tak mungkin dipacu terus menerus seperti itu.

Sayangnya teori tersebut tak berlaku bagi beberapa orang berkuda yang melintas jalan dengan kecepatan tinggi. Mereka—lima orang, memacu kudanya seolah hanya itulah hal terakhir yang dapat dilakukan.
Kuda, tentu saja punya keterbatasan. Beberapa saat kemudian, kuda terdepan meringkik keras dan tersungkur, detik berikutnya kuda yang lain juga. Dari mulut kelima bintang itu keluar buih, binatang itu mati kelelahan.

Kelima orang itu saling pandang, wajah mereka tampak memucat. Tanpa bicara, pimpinan mereka memberi tanda agar perjalanan tetap dilanjutkan. Dengan patuh mereka segera berlari.

Senin, 19 Agustus 2013

Bocah Seribu Aneh - I - Kelahiran

Pendekar Aneh
Jilid 1 : Bocah Seribu Aneh
Bagian - I - Kelahiran



Langit begitu mendung. Awan sudah berwarna hitam kelam. Matahari tak menampakkan sinarnya setitikpun. Kelam, semua gelap, entah bermakna apa. Hanya Dia saja yang tahu apa maknanya. Para penduduk berkeliaran diluar rumah untuk melihat apa gerangan yang terjadi.

Hari itu adalah hari yang paling aneh. Sepanjang waktu yang pernah dilewati, belum pernah ada kejadian seperti itu. Biasanya kalau ada kejadian aneh, para penduduk desa yang lebih percaya pada mitos kuno, selalu menunggu diluar rumah untuk meminta berkah pada kejadian aneh itu. Hi… itu kan syirik!

Langit kian pekat bagai menjelang malam, berangsur-angsur mengelam dan makin gelap. Di ufuk barat sana, petir berkeredepan dengan ganasnya. Sebuah pohon beringin yang berusia puluhan tahun tersambar. Tapi tunggu dulu! Biasanya kalau pohon kesambar petir, tentunya hangus, gosong! Atau setidaknya ada hangus dan item-itemnya sedikit. Tapi ini malah sebaliknya. Pohon beringin tadi, bukannya tumbang dan berubah warna, malah kelihatan semakin hijau. Yang lebih aneh, dengan lambat tapi pasti, daunnya berubah menjadi kuning. Tapi bukan kuning layu, tapi kuning keemasan. Warna yang memancarkan sinar kewibawaan dan keangkuhan.

Pendekar Aneh - Prolog

Pendekar Aneh

Prolog

pendekar aneh mengisahkan petualangan seorang pemuda bernama Yuda Gerhana dalam rutinitas seorang pendekar, apalagi kalo bukan membasmi kejahatan dengan ilmu ala Wiro Sableng, (mungkin rada lebih hebat? hehe). Seorang pendekar dengan dandanan norak dan rada-rada playboy gitu deh.. banyak gadis kepincut, dan sialnya hatinya memang rada gamang menentukan mana yang akan jadi pilihan ke-3 .. loh?! :o

-----

Pedang Tetesan Embun 01 - Prolog

Pedang Tetesan Embun

01 - Prolog

Bahwa seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain,
Dan bahwa seorang manusia tidak memperoleh selain apa yang telah diusahakannya,
 Dan bahwa usaha itu kelak akan diperlihatkan
Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna,
Dan bahwa kepada Tuhanmulah kesudahan segala sesuatu,
Dan bahwa dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis,
Dan bahwa Dialah yang mematikan dan menghidupkan,
Dan bahwa Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan pria dan wanita.
Dari air mani, apabila dipancarkan.
(Serat Lintang, larik-38 sampai larik-46)

Di sebuah hutan, tampak seorang kakek tua menghela nafas, dia membaca penggalan kalimat itu dengan penyakinan dan perenungan mendalam. Secarik tulisan dari kulit kambing yang ada di tangan kakek itu sudah kusam, tulisannyapun tidak sama dengan yang dikenal masyarakat pada umumnya. Membaca tulisan itu lagi, wajah tuanya terlihat damai, meski ada segurat luka menghiasi parasnya.

01 – PB : Gluduk Alit

PETUALANG BENGAL

Suasana dipuncak gunung Halimun nampak tenang dan tentram. Setiap orang yang memandang puncak itu, sudah pasti akan berdecak kagum, karena memang puncak halimun yang kebanyakan dikenal orang berada di gunung Kabut, sangat indah. Hutan di sekitar gunung kabut rimbun dan hijau, penduduk yang tinggal jauh dari kaki gunung itu juga ramah. Singkatnya kehidupan di sekitar Gunung Kabut begitu mengesankan dan menyenangkan. Namun tak ada yang tahu kalau di puncak halimun, setiap pendaki hampir dipastikan tersesat dan tak pernah kembali.

Karena dari dulu amat banyak orang yang bermaksud mendaki puncak itu, maka sudah tak terhitung banyaknya orang yang hilang disitu, dari pendekar kenamaan sampai maling atau penjahat paling hina sekalipun, tak tentu rimbanya. Berita menghilangnya orang-orang gagah di puncak gunung itu, membuat orang penasaran. Mereka juga mencoba untuk mendaki kesana. Tetapi tetap tak satupun yang kembali. 

Hingga puluhan tahun berikutnya, tidak ada orang yang berani menapakkan kakinya untuk menuju puncak Halimun. Paling banyak orang hanya mau berjalan sampai lambung gunung kabut yang diberi nama Pusara Keramat. Mereka hanya ingin mendapat petuah dari Pusara Keramat, karena menurut kabar angin, orang yang dimakamkan disana merupakan sosok setengah dewa yang belum pernah dikalahkan oleh siapapun.

Kamis, 15 Agustus 2013

003 - Sang Pocong

Tanpa sadar keduanya saling berpegangan tangan. Sungguh sial ketemu hantu, pikirnya. Sekalipun mereka tahu, si pocong itu hanya hantu bohongan, tapi dimalam hari sunyi senyap, melihat orang yang sejak tadi tak bisa mereka lihat, sekalipun bukan hantu, si pocong sudah mereka anggap sama dengan hantu.

“Dasar anjing goblok!” ujar orang itu menirukan makian Sora sambil tertawa panjang—ngikik, mendirikan bulu roma. “Mana?” ucapnya sambil menjulurkan tangan. Maksudnya jelas, meminta apa yang dia pinta tadi.

Sora dan Sena saling pandang, cukup dari saling memandang, maka apa yang selanjutnya akan mereka lakukan sudah dipahami masing-masing.

“Hiat!”

002 - Cakar Darah Mayat

“Kalian binatang!” raung Kaliagni sambil menerjang. Serangan yang dikerahkan Kaliagni merupakan serangan putus asa, dia sudah tidak ingin hidup lagi melihat kesempatan sudah tertutup baginya—bagi keluarganya, karena itu tenaga yang dikeluarkan Kaliagni begitu besar, mungkin setara dengan tujuh puluh tahun hasil latihan

Dua orang itu tampak terperanjat, namun dengan sigap, mereka menghindar kesamping seraya menghamburkan hawa murni, pukulan jarak jauh menyambar! Dengan enteng, Kaliagni menghindarinya, dia melejit cepat menyergap Ketua Sembilan.

Kali ini Ludra tidak ingin terlambat lagi, begitu Kaliagni bergerak, diapun segera ikut menyerang. Agaknya dua ketua itu mendapatkan lawan setimpal. Lawan yang putus asa, terkadang lebih merepotkan, sebab mereka bisa mengembangkan seluruh potensi, karena terpikir bahwa, situasi, asa, dan kondisi, tidak berpihak lagi.

001 - Pertemuan Rahasia

SERULING SAKTI BAGIAN – 1:
ELEGI PERGURUAN NAGA BATU

Menjelang tengah malam, ditempat lain mungkin sudah sunyi senyap. Tapi kota Pagaruyung harus di kecualikan. Memasuki dini hari pun, suasana baik dipusat kota atau pinggiran, terlihat masih ramai. Banyak orang berjualan macam-macam, ada juga yang asyik bergadang di rumah makan sambil ngobrol.

Tapi keramaian itu tidak membuat tiga sosok bayangan yang berkelebat menyelinap kesana-kemari, terganggu, mereka terlihat ‘berjalan’ begitu enak dan santai di jalan sempit berjubel, lantaran banyak orang berjualan disitu.